Sudah bukan berita lagi bahwa setiap tahun di Indonesia pasti ada demo buruh untuk menuntut kenaikan gaji. Dalam skala yang lebih kecil, para pemilik atau pemimpin perusahaan juga mendapat tuntutan yang sama dari para karyawannya, meskipun tentunya tidak diajukan dalam bentuk demo.

pelatihan-karyawan--mre

Masalahnya, berapa pun kenaikan yang diberikan tidak akan menenangkan karyawan dalam jangka lama, dengan alasan harga-harga juga terus naik melebihi kenaikan gaji / upah. Akhirnya masalah ini menjadi seperti lingkaran setan yang tidak ada ujung-pangkalnya.

Dari percakapan dengan beberapa karyawan – dari berbagai level – banyak yang mengakui kalau setiap menerima gaji dalam waktu singkat habis begitu saja untuk membayar cicilan rumah, kendaraan, kartu kredit, bayar sekolah, dll. Jangankan untuk menabung / investasi dan menyiapkan dana untuk masa pensiun, untuk membayar kebutuhan sehari-hari saja sudah pas-pasan. Pada saat penghasilan bertambah, entah karena promosi maupun kenaikan gaji berkala, ternyata masalahnya “gaji pas-pasan” ini tetap saja terjadi karena bertambahnya penghasilan mengubah gaya hidup pula. Yang tadinya pada saat jadi staf cukup menggunakan motor, setelah jadi manajer merasa perlu membeli mobil. Akhirnya kenaikan penghasilan tidak otomatis menambah dana yang bisa disisihkan untuk tabungan.

Jadi, masalahnya bukan pada besar-kecilnya gaji tetapi bagaimana caranya mengelola keuangan agar bisa menjadi aman dan nyaman secara finansial?.

Lalu, bagaimana caranya merencanakan keuangan pribadi dan keluarga? Bagi yang sudah sadar mengenai pentingnya menyiapkan dana untuk masa depan, umumnya mengelola keuangannya dengan cara yang sederhana, yaitu menabung dan berinvestasi rutin setiap bulan. Akan tetapi umumnya mereka tidak menetapkan tujuan yang jelas dan kapan tujuan itu harus dicapai. Hanya menabung dan investasi tanpa tujuan, memang akhirnya bisa saja mencapai apa yang diharapkan, tetapi tentunya membutuhkan waktu yang lebih lama dan upaya yang lebih berat.

Untuk bisa membuat perencanaan keuangan yang baik, seseorang harus memiliki pengetahuan mengenai hal tersebut. Seseorang bisa saja melakukan perencanaan keuangan dengan cara belajar dari buku-buku keuangan, pelatihan ataupun melalui internet, meski sebaiknya di tahap awal tetap didampingi oleh seorang Perencana Keuangan yang kompeten. Di sinilah peran perusahaan dalam menfasilitasi karyawan agar bisa memperoleh akses untuk meningkatkan Financial Literacy berupa Pelatihan Perencanaan Keuangan bagi karyawan.

 

Bagaimana pelatihan pengelolaan keuangan bisa membantu karyawan di perusahaan?

Setiap individu mempunyai permasalahan dan kondisi keuangan yang berbeda-beda, untuk itu perusahaan harus dapat mengenali kebutuhan karyawannya. Berdasarkan siklus hidup finansial, maka karyawan yang baru berkarir (usia 25 – 35 tahun) masih dalam tahap mengumpulkan uang dan membentuk gaya hidupnya. Kebutuhannya berupa menabung untuk membeli rumah & kendaraan serta menyiapkan dana pendidikan bagi yang telah mempunyai anak. Karyawan di level manajerial (35 – 45 thn) sudah mulai fokus untuk investasi dan mulai mempersiapkan dana untuk masa depan. Karyawan yang telah mencapai puncak karir (45 – 55 thn) akan masuk ke zona pra pensiun dan pensiun. Kebutuhannya adalah bagaimana dapat mempertahankan atau meningkatkan gaya hidup pada saat pensiun setelah semua fasilitas dari perusahaan tidak ada lagi?

Dengan mengenali kebutuhan individu ini, maka perusahaan dapat memberikan pelatihan perencanaan keuangan yang tepat sesuai dengan kebutuhan karyawan. Hasil dari pelatihan ini dapat digunakan merancang Employee Benefit yang lebih tepat sasaran.

pelatihan keuangan karyawan dengan smart money games

Program Pelatihan Perencanaan Keuangan yang baik akan membantu karyawan untuk menjalankan perilaku keuangan yang benar, dan dalam jangka panjang akan membantu merubah kondisi kesehatan keuangan karyawan. Perubahan ini meliputi : bertambahnya kekayaan, menurunnya tingkat utang, mengurangi permasalahan keuangan dan memperbaiki kesejahteraan karyawan. Pada akhirnya karyawan akan lebih mudah mencapai tujuan keuangannya dan mampu mempersiapkan keuangan untuk masa pensiun nanti karena telah mampu mengantisipasi segala risiko keuangan yang mungkin terjadi.

Dengan lebih terjaminnya masa depan keuangan karyawan, maka mereka dapat bekerja dengan lebih tenang, stress berkurang dan lebih produktif. Tentunya ini akan berdampak positif terhadap perusahaan juga.

Penulis

Sari Insaniwati, CFP