“Seberapa besar cintamu bila dinilai dengan uang?”

 

Seberapa-Besar-Cintamu-Bila-Dinilai-Dengan-Uang-MRE

 

Bila ditanya, seberapa besar rasa cinta dan kasih sayang kita terhadap orang yang kita sayangi, bisa ditebak jawabannya adalah “sangat besar” ataupun “tidak terhingga”. Namun bila kemudian ditanya lagi “berapa besar cintamu bila dinilai dengan uang?”, bisa ditebak juga jawabannya akan jadi sangat sulit bagi kita, atau bahkan akan terlontar kata-kata “matre lu” hehehe.

 

Bulan Febuari memang identik dengan bulan cinta dan kasih sayang. Banyak orang seakan berlomba-lomba untuk menunjukkan rasa cintanya pada orang yang ia sayangi, padahal sebenarnya rasa sayang itu bisa kita ungkapkan kapan saja tanpa harus menunggu moment- moment tertentu. Dan rasa kasih sayang itu, tentu saja sebenarnya tidak hanya berlaku terbatas pada sepasang kekasih saja, namun secara luas dapat diwujudkan dalam bentuk rasa sayang orang tua terhadap anaknya, suami terhadap istri, ataupun anak terhadap orangtuanya.

 

Rasa cinta dan kasih sayang sewajarnya tidak ternilai harganya, saya sepakat dengan ungkapan itu. Tapi pada kenyataannya, suka tidak suka, dalam kehidupan sehari-hari kita bersama orang yang kita kasihi akan terus dijumpai berbagai macam hal yang membutuhkan uang. Ketika seorang pemuda berniat untuk melamar gadis pujaannya hatinya, sang calon mertua secara wajar tentu akan menelisik profil si pemuda. Ia tentu saja tidak ingin putrinya dikemudian hari hidup berkekurangan karena ternyata menantunya tidak memiliki penghasilan. Ketika seorang suami menyatakan bahwa ia begitu mencintai istrinya, tentu akan sangat membahagiakan. Namun rumah tangga hanya bermodal cinta ternyata tidak membuat perut kenyang. Sang suami harus menafkahi istrinya, dan bahkan menyiapkan dana cadangan untuk keadaan darurat seandainya ia tidak bisa mencari nafkah lagi. Dan ketika kita menyatakan begitu mencintai anak kita, jangan sampai sebagai orangtua hanya sebatas bertanya “apa cita-citamu kelak dewasa nak?” dan mendoakan agar tercapai. Tetap sebagai orangtua memiliki tanggung jawab untuk menyiapkan dana pendidikan bagi anaknya, sehingga sang anak bisa meraih apa yang dicita-citakannya. Jadi secara sederhana, bila ditanya “berapa nilai cinta kita bila dinilai dengan uang?”, untuk saat ini akan terjawab dengan berapa besarnya dana yang kita sisihkan untuk orang yang kita sayangi.

 

Secara alamiah karakteristik manusia adalah bekerja sangat keras mencari nafkah untuk dirinya dan keluarganya. Bila ada kelebihan uang, aktivitas menabung lebih dimaksudkan agar ada dana lebih untuk konsumsi yang akan lebih banyak lagi diwaktu mendatang. Menabung untuk dana pendidikan anak juga dijalani, untuk memastikan buah hatinya bisa mendapatkan pendidikan yang berkualitas sesuai harapannya.

 

Namun kita sering lupa, bahwa manusia hidup dalam dunia yang penuh ketidakpastian. Kita tidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi pada diri kita bahkan pada detik berikutnya. Ibarat buah kelapa, bukan hanya yang tua saja yang akan gugur buahnya. Yang muda pun bisa rontok kapan saja. Itulah mengapa kita dianjurkan untuk memiliki tabungan yang besaran idealnya tiga kali penghasilan bulanan kita. Tujuannya adalah sebagai backup bila ternyata kita tiba-tiba dipecat dari pekerjaan yang kita banggakan selama ini atau perusahaan yang mendadak dinyatakan pailit, maka masih ada dana untuk memenuhi kebutuhan hidup kita dan keluarga sampai kemudian mendapatkan pekerjaan yang baru. Bila membeli produk asuransi, mintalah agar uang pertanggungannya sebesar 36 kali penghasilan bulanan anda. Jadi bila terjadi sesuatu pada diri anda, maka pasangan anda masih punya waktu yang cukup lama untuk memulihkan trauma psikis serta keuangan keluarga. Itulah juga mengapa orangtua dianjurkan untuk memiliki asuransi pendidikan bagi anaknya. Ketika segar bugar, tentu orangtua akan bekerja keras dan memenuhi pendidikan anaknya. Tapi bila kemudian terjadi sesuatu pada diri orangtua, memangnya rela anaknya putus sekolah karena dana pendidikannya juga terhenti?. Bila kemudian kita berkilah bahwa rencana anda menikah masih lama dan enggan untuk mulai menabung dan berinvestasi dari sekarang, ingatlah bahwa inflasi akan terus terjadi membuat biaya acara pernikahan akan semakin mahal. Bila saat ini kondisi kita masih muda dan sehat, silahkan perhatikan sekeliling anda, berapa banyak orang muda seperti kita yang tidak bisa mencari nafkah lagi entah itu karena sakit, kecelakaan ataupun meninggal, yang berakibat keluarga yang ditinggalkan menjadi terlantar?. Bila kita saat ini masih enggan untuk menyisihkan uang bagi kelangsungan hidup orang-orang yang kita cintai entah itu ada ataupun tiadanya kita, maka sebaiknya kita bertanya pada diri sendiri seberapa besar kah cinta kita pada mereka, dan berapakah besar rasa cinta itu bila dinilai dengan uang?.

 

Penulis     : Andy Nugroho, CFP.
Mitra Rencana Edukasi
 – Perencana Keuangan / Financial Planner
Website. www.mre.co.id, Portal. www. kemandirianfinansial.com
Fanspage. MreFinancialBusiness Advisory, Twitter. @mreindonesia
Google+. Kemandirian Finansial, Email. info@mre.co.id,
Youtube. Mitra Rencana Edukasi – MRE Indonesia, Blog Kemandirian Finansial Blog