Ayo Belanja (Produktif) !
- December 22, 2014
- Tips
“Ayo Belanja (Produktif) !”
“Pepatah mengatakan -habis manis sepah di buang, tapi kini kita harus berpikir lebih jauh lagi, karena jika membuang sampah terus menerus tanpa mengolahnya lebih lanjut atau didaur ulang akan mengakibatkan pencemaran lingkungan….“. Ini sebagian kalimat yang saya baca dari brosur COP 13. Sebuah panduan Cara Oke Pelihara Bumi dari Kementrian Lingkungan Hidup.
Membacanya membuat saya menyadari betapa sudah sembrononya kita dengan uang. Tanpa sengaja kita memperlakukan uang seperti sampah, habis manis sepah di buang. Buktinya kita jarang merasa puas dengan uang, bahkan seringkali menyesal. Jika tidak mengeluh karena kurang, pastilah karena hasilnya yang tidak kelihatan kecuali gundukan barang-barang belanjaan dan setumpuk masalah keuangan . Coba anda perhatikan makanan cepat saji di lemari es yang harus dibuang , baju yang sejak di beli belum pernah dipakai atau les-les mahal yang tidak diminati anak sampai berbagai investasi yang sebenarnya spekulasi. Apa yang salah dengan cara belanja kita ? Apakah penghematan jalan keluarnya ? Yang jelas anda tidak mungkin tidak berbelanja, walaupun saya setuju dengan penghematan asalkan tidak menjadikan orang kikir atau pelit.
Sebenarnya cara kita berbelanja dapat membuat berbagai pengeluaran kita menjadi pemasukan kembali. Caranya adalah dengan melakukan belanja produktif melalui prioritas belanja. Untuk melakukannya di mulai dari hal yang paling penting dalam perencanaan keuangan : berbelanja.
Belanja VS Menghabiskan Uang
Pengeluaran kita akan selalu berpasangan dengan pemasukan, sebab dari apa yang kita keluarkan barulah bisa menuai hasilnya. Namun cara pandang kebanyakan orang memposisikan bahwa tidak mungkin ada pengeluaran tanpa penghasilan. Saya kira Ini cara pandang yang kurang tepat. Bayangkan saja , bagaimana mungkin anda bisa mendapatkan hasil investasi, jika anda tidak mengeluarkan uang terlebih dulu untuk investasi tersebut. Juga tidak mungkin mendapat gaji jika tidak bekerja dulu selama sebulan sebelumnya, mengeluarkan uang untuk tarnsportasi dan makan siang di kantor. Ini sebuah contoh sederhana saja , bahwa pengeluaran ada mendahului penghasilan. Makanya berbelanja menjadi suatu kegiatan yang sangat penting , sebab berbelanja bukanlah semata-mata kegiatan menghabiskan uang melainkan lebih kepada penggunaan uang.
Banyak orang mengira bahwa berbelanja adalah kegiatan menghabiskan uang, padahal belanja adalah kegiatan menggunakan uang. Memang ada kemiripan antara menggunakan uang dengan menghabiskan uang, tetapi ada perbedaan besar juga antara keduanya. Yang pertama akan membuat anda bertambah kaya, sedangkan yang kedua membuat anda miskin. Konsepnya begini, ” Penggunaan uang seharusnya memperindah hidup anda, bukan menyusahkan.” Kenyataannya kita menggunakan uang setiap hari , anehnya tetap saja selalu merasa tidak punya uang. Kemana perginya uang-uang itu ? Mungkin ada yang tetap di tabungan, ditempatkan ke deposito, dibelikan reksa dana, menjadi belanja bulanan, listrik, tv kabel, iuran fitnes, bensin, sampai baju-baju model terbaru. Barangkali sebagian besar dibayarkan untuk cicilan rumah, mobil atau kartu kredit. Tidak ada yang salah dengan pengeluaran-pegeluaran itu, bahkan pengeluaran tersebut harus ada untuk mendukung hidup yang berkualitas. Masalah akan terjadi jika pengeluaran tersebut dilakukan berlebihan , kekurangan dan tidak proporsional. Ukuran lebih-kurang-proporsional inilah yang sangat subyektif, relatif tergantung pelakunya. Patokannya adalah suatu kegiatan belanja produktif adalah terciptanya penggunaan uang yang menghasilkan pertambahan nilai denga biaya yang seimbang . Dengan pendekatan ini maka belanja / pengeluaran (spending) dilakukan dalam rangka investasi bukan beban atau biaya (expense)
Lagipula jika anda menghabiskan penghasilan dalam waktu yang jauh lebih singkat dibandingkan dengan waktu bekerja yang Anda usahakan untuk mendapatkan penghasilan tersebut, tidakkah Anda ingin memastikan bahwa pengeluaran-pengeluaran tersebut memang berharga untuk dilakukan ? Karena itu konsep belanja poduktif juga mencakup pertimbangan apakah cara Anda menghabiskan penghasilan bisa menghargai waktu dan tenaga yang Anda keluarkan untuk mendapatkan penghasilan tersebut. Yang jelas pengeluaran anda sama pentingnya dengan pemasukan anda, bagaimana cara anda menggunakan uang akan berpengaruh terhadap seberapa besar anda bisa menghasilkan uang kembali.
Cara Belanja & Belanjaannya
Adapun belanja produktif dalam prakteknya dilaksanakan dengan melalui prioritas anggaran belanja, artinya mengutamakan suatu hal tertentu dibandingkan yang lain. Kesalahan kebanyakan orang adalah mengeluarkan uang terlalu banyak pada suatu pembelanjaan yang paling bisa diminimalkan. Sebaliknya terlalu kecil untuk pembelanjaan yang seharusnya paling dimaksimalkan. Hanya karena sifatnya yang genting beberapa pengeluaran dinggap penting, padahal bukan berarti yang terutama. Tidak heran kebanyalan pengeluaran kita lebih bersifat konsumtif daripada produktif. Prioritas anggaran tidak hanya merujuk pada besar kecilnya alokasi dana maupun urutan yang harus didahulukan lebih dari itu fleksibilitasnya terhadap penyesuaian kondisi keuangan.
Prioritas anggaran belanja adalah sebagai berikut :
- Prioritas belanja pertama adalah tabungan dan investasi karena sifatnya tidak bisa ditunda dan harus ada. Walaupun akan digunakan di masa depan namun alokasinya harus dilakukan sejak sekarang. Tabungan dan investasi sangat berguna di masa tua nanti ketika usia, fisik dan penghasilan tidak mampu lagi menopang gaya hidup anda. Penundaan dan pengurangan jatah belanja tabungan dan investasi ini hanya akan menambah beban biaya hidup anda nanti. Belanja tabungan dan investasi adalah penggunaan uang yang akan membuat anda mendapatkan uang kembali. Selanjutnya agar belanja investasi tidak berujung kepada spekulasi yang membuat anda merugi, maka belanjaan investasinyapun harus dipilih dengan cermat dengan risiko yang bisa di toleransi.
- Prioritas belanja ke dua adalah belanja cicilan hutang, yang artinya kita menggunakan uang untuk melunasi hutang. Berhutang pada awalnya membuat kita memiliki kewajiban, namun jika digunakan dnegan tepat dapat membantu kita memiliki aset-aset. Bahkan aset-aset itu jika dikelola dapat menghasilkan uang kembali. Nah, pembelian asset-asset inilah yang tidak selalu bisa diakses oleh setiap orang dengan dana tunainya sekaligus. Adanya hutang inilah yang berfungsi sebagai pembiayaan mengatasi keterbatasan dana tersebut. Dengan demikian belanja hutangpun memiliki dua sisi. Dengan hutang anda bisa memiliki asset –asset yang yang bisa menghasilkan uang kembali, namun jika penggunaannya kurang tepat malah bisa membuat anda miskin.
- Prioritas ke tiga adalah belanja asuransi. Pengeluaran tak terduga yang disebabkan musibah dan bencana tidak diharapkan akan terjadi, tetapi kita harus siap menghadapinya. Sifatnya yang tidak pasti inilah yang membuatnya tidak fleksibel, disinilah asuransi mengatasi ketidak pastian akibat finansial ini. Untuk itu terlebih dulu kita mengeluarkan uang untuk membayar premi. Jika pada suatu saat nanti terjadi risiko, maka ada pemasukan berupa Uang Pertanggungan yang dapat digunakan utnuk mengurangi kerugian finansial tersebut. Hati-hati, keengganan belanja asuransi bagi yang justru membutuhkannya akan berakibat kerugian finansial yang lebih besar lagi. Sementara dibeli secara berlebihan tidak menyebabkan anda “fully protected” melainkan mengarah pada pemborosan.
- Prioritas ke empat adalah belanja kebutuhan dan pemuasan gaya hidup seperti makanan, pakaian, transportasi,komunikasi, pendidikan, hiburan dan lain-lain. Sifatnya sekarang atau masa kini dan baik jumlah maupun waktunya bisa diperkirakan dengan berbagai pilihan belanjaan kebutuhan hidup yang sangat beragam . Contoh, jika tidak mampu beli mobil maka anda bisa naik taxi atau kendaraa umum yang lebih ekonomis dengan manfaat yang kurang lebih sama namun tingkat kenyamanan berbeda. Contoh lain, jika tidak mampu beli baju bermerek , maka anda bisa beli baju biasa yang lebih ekonomis. Jadi belanja kebutuhan hidup memang paling fleksibel dari sisi jumlah, waktu dan pilihan.
Dari ke-empat prioritas ini, maka yang paling memungkinkan untuk penyesuaian dalam rangka penghematan adalah jika melakukannya dari prioritas terbawah yaitu nomor empat barulah selanjutnya ke atas. Yang harus diingat adalah bahwa walaupun prioritas belanja membuat anda menggunakan uang, namun semuanya dilakukan dalam rangka mendapatkan hasil. Akhirnya, konsep belanja produktif adalah kerangka berpikir yang menempatkan uang sebagai alat untuk mencapai tujuan, bukan sesuatu yang dibuang.
Penulis : Mike Rini Sutikno, CFP
Mitra Rencana Edukasi – Perencana Keuangan / Financial Planner
Website. www.mre.co.id, Portal. www. kemandirianfinansial.com
Fanspage. MreFinancialBusiness Advisory, Twitter. @mreindonesia
Google+. Kemandirian Finansial, Email. info@mre.co.id,
Youtube. Mitra Rencana Edukasi – MRE Indonesia, Blog Kemandirian Finansial Blogv
Leave a Comment cancel
-
Pingback: Berhemat atau Meningkatkan Penghasilan? - Mitra Rencana Edukasi
-
Pingback: Dana Darurat, Dana Penyelamat - Mitra Rencana Edukasi
-
Pingback: Hentikan Sebelum Saya Berbelanja Lagi-MitraRencanaEdukasi
-
Pingback: Hilangkan Belanja Impulsif ! - Mitra Rencana Edukasi
-
Pingback: Mengatasi Kebocoran Anggaran - Mitra Rencana Edukasi
-
Pingback: Mengajarkan Keuangan Pada Anak - Mitra Rencana Edukasi
Pingback: Berhemat atau Meningkatkan Penghasilan? - Mitra Rencana Edukasi
Pingback: Stop Kebablasan Belanja ! - Mitra Rencana Edukasi
Pingback: Sale = Hemat Atau Boros - Mitra Rencana Edukasi
Pingback: Dana Darurat, Dana Penyelamat - Mitra Rencana Edukasi
Pingback: Hentikan Sebelum Saya Berbelanja Lagi-MitraRencanaEdukasi
Pingback: Hilangkan Belanja Impulsif ! - Mitra Rencana Edukasi
Pingback: Mengatasi Kebocoran Anggaran - Mitra Rencana Edukasi
Pingback: Mengajarkan Keuangan Pada Anak - Mitra Rencana Edukasi