Trend Persepsi Karyawan di Kawasan Asia Terhadap Masa Pensiun
Sebuah penelitian terbaru dari Willis Towers Watson , Survey Perilaku Manfaat Global ( Global Benefits Attitudes Survey / GBAS)1 memperlihatkan bahwa 43% karyawan di Asia sering kali khawatir mengenai masa depan finansial mereka ; dan salah satu dari 4 orang mengatakan bahwa masalah keuangan berdampak negatif pada kehidupan mereka. Bahkan stress finansial juga tak luput dirasakan para karyawan di negara maju Asia seperti Jepang dan Korea Selatan sama seperti karyawan di negara berkembang lainnya di Asia.
Negara maju di kawasan Asia kini tengah bergulat dengan transisi populasi yang semakin tua, sehingga beban ekonomi pemerintah semakin bertambah disamping juga semakin membebani kebutuhan tabungan bagi tiap individu dalam mempersiapkan sumber dana pensiun mereka. Tambahan lagi terjadinya fluktuasi di pasar finansial global dan lambannya pertumbuhan ekonomi menyebabkan karyawan di kawasan Asia merasa kurang berdaya dalam mempersiapkan masa pensiun mereka.
Adapun negara berkembang di Asia para karyawan juga merasa kurang berdaya menghadapi masa pensiun ini. Barangkali jika mampu dan diperbolehkan, karyawan rela untuk memberikan kontribusi iuran pensiun yang lebih besar untuk memastikan kecukupan dana pensiun mereka. Kenyataannya mayoritas karyawan saat ini mengandalkan program pensiun perusahaan tempat kerjanya , dan trend ini akan semakin meningkat saja mengingat karyawan terutama di negara berkembang Asia lebih mementingkan mengalokasikan gaji mereka untuk membeli rumah atau untuk membayar biaya pernikahan anak.
Rasa kurang berdaya terlihat pada Data survey pada Figure 2 , bahwa sekitar tujuh dari sepuluh karyawan mengandalkan perusahaan tempat bekerja untuk mempersiapkan pensiun mereka.
Semisalnya karyawan memang ingin meningkatkan kontribusi sendiri dari setoran pensiunnya, perusahaan tempat bekerja kemungkinan tidak dalam posisi untuk mengakomodir aspirasi ini. Alasannya, besaran kontribusi perusahaan dalam setoran pensiun karyawan menjadi salah satu daya tarik perusahaan dalam merekrut dan mempertahankan Karyawan Berbakat. Semakin sedikit kontribusi perusahaan, semakin tidak menarik bagi karyawan berbakat untuk bertahan disitu kan ?
Tantangan masa pensiun membuat karyawan harus lebih seksama mempersiapkan keberlangsungan Dana Pensiun mereka. Salah satunya sejak dini berinvestasi mempersiapkan sejumlah dana yang cukup besar untuk mencover biaya hidup ketika pensiun nanti sembari mengantisipasi fluktuasi ekonomi yang bisa berdampak merugikan atau menguntungkan di sepanjang masa investasinya. Tidak berhenti sampai disitu saja, begitu mencapai masa pensiun, karyawan perlu memutuskan bagaimana cara terbaik menarik dana yang sudah terkumpul tadi tadi agar bisa bertahan sampai sisa hidup mereka. Ini bukan tugas yang mudah bahkan bagi Manager Investasi paling canggih sekalipun.
Penulis : Mike Rini Sutikno, CFP
Sumber : Willis Towers Watson. “What role can employers play in securing employees financial future in Asia Pacific”