Buku : "120 Solusi Mengelola Keuangan Pribadi"

Perencanaan keuangan (financial planning) bisa dianalogikan dengan menempuh perjalanan. Ke mana tujuan Anda? Berapa lama waktu yang Anda butuhkan untuk sampai ke tujuan? Transportasi apa yang akan Anda gunakan? Jalan mana yang akan Anda tempuh?

Katakanlah Anda ingin ke Bandung pada akhir pekan ini. Anda memilih menggunakan mobil pribadi supaya setiba di Bandung, Anda tak perlu menyewa kendaraan lain, atau naik angkutan umum untuk berjalan-jalan. Jalan mana yang akan Anda ambil? Tentu saja lewat Tol Padalarang, kan lebih cepat? Tak sampai dua jam sudah sampai tujuan.

Nah, begitu pun dengan kegiatan merencanakan keuangan. Apa tujuan Anda dari sebuah perencanaan keuangan? Apakah untuk persiapan menikah? Untuk membayar hutang? Untuk menyambut kelahiran si kecil? Untuk ongkos orang tua naik haji? Untuk biaya membangun rumah? Atau untuk uang muka kredit mobil?

Begitu banyak alasan orang dalam merencanakan keuangan mereka. Namun secara umum, dapat dikatakan bahwa tujuan financial planning adalah untuk dapat hidup sejahtera. Untuk itu, ada banyak fase yang mesti dilewati. Mungkin dengan lulus sekolah, bekerja, menikah, mempunyai anak, menyekolahkan anak, membuka usaha, naik haji, lalu pensiun dengan damai dan berkecukupan.

Banyak jalan menuju Roma, banyak pula cara menuju hidup sejahtera. Berinvestasi melalui Reksa Dana, misalnya, akan membuat Anda lebih cepat sampai ke tujuan keuangan Anda apabila dibandingkan dengan cara menabung atau deposito. Patut diingatlah, setiap jalan mempunyai risiko tersendiri. Dalam berinvestasi, semakin besar return of investment yang didapat, semakin cepat tujuan bisa dicapai, biasanya akan semakin besar pula risikonya.

Perencanaan keuangan dibutuhkan supaya kita dapat sampai ke tujuan keuangan dengan selamat. Pengelolaan keuangan yang kacau dapat membuat kita tersandung berbagai masalah keuangan, misalnya terbelit hutang. Oleh karena itu, seperti layaknya menempuh perjalanan, financial planning menuntun kita untuk tetap berada dalam jalur yang semestinya, tanpa harus salah mengambil belokan atau malah terjebak di jalan buntu.

Kapan perencanaan keuangan ini dibutuhkan? Begitu seseorang mempunyai tujuan keuangan yang ingin diwujudkan, pada saat itu pulalah ia membutuhkan sebuah perencanaan keuangan. Si anak yang menabung uang jajan per minggunya dalam celengan ayam karena ingin membeli komik Detektif Conan terbaru. Si lajang yang menabung bertahun-tahun untuk membayar uang muka kredit mobil impian. Pasangan suami istri yang mengambil Kredit Pemilikan Rumah (KPR) untuk mewujudkan impian memiliki rumah sendiri. Para orang tua yang mengambil asuransi pendidikan untuk menjamin kualitas pendidikan anak-anaknya.

Sayangnya, di Indonesia, financial planning masih belum populer. Masih banyak orang yang belum sadar dan paham akan pentingnya sebuah perencanaan keuangan. Biasanya, jumlah penghasilan lah yang dijadikan alasan. Mereka yang berpenghasilan kecil menganggap jumlah pendapatan mereka terlalu kecil untuk dikelola. Mereka yang berpenghasilan besar merasa sudah punya banyak uang sehingga tak memerlukan pengelolaan keuangan lagi.

Padahal, setiap orang membutuhkan perencanaan keuangan, yang membedakan hanya tujuan keuangannya saja. Tujuan keuangan si lajang tentunya tidak sama dengan tujuan mereka yang telah berkeluarga, begitu pun dengan cara mewujudkannya. Perencanaan keuangan bukan monopoli mereka yang berstatus ekonomi lemah. Orang kaya pun membutuhkan perencana keuangan, karena semakin tinggi status ekonomi seseorang, biasanya akan semakin banyak pula masalah keuangan yang membelit mereka.

Oleh karena itu, penting kiranya memahami apa sebenarnya tujuan keuangan Anda, karena merencanakan keuangan dengan berpatokan pada rencana orang lain bukanlah tindakan yang bijaksana. Untuk mengerti dan memahami masalah keuangan yang dihadapi, serta bagaimana cara terbaik untuk menyelesaikannya, bisa dimulai dari bercermin dan belajar dari pengalaman dan problematika orang lain. Kehadiran Buku : "120 Solusi Mengelola Keuangan Pribadi" ini, diharapkan mampu menuntun Anda keluar dari jeratan problem keuangan sehingga Anda bisa sampai ke tujuan keuangan Anda dengan selamat.

120 SOLUSI MENGELOLA KEUANGAN PRIBADI

STOCK HABIS!

 

Buku setebal 289 halaman ini ”120 Solusi Mengelola Keuangan Pribadi ” sudah bisa Anda dapatkan di jarinagn toko buku Gramedia seharga Rp 44.800,-

”120 Solusi Mengelola Keuangan Pribadi”

Mengelola Keuangan Pribadi dan Keluarga (hl. 1)

  1. Berubahnya orientasi menabung (hl. 2)
  2. Masih berutang, ingin berutang lagi (hl. 3)
  3. Pengelolaan keuangan untuk pasangan pengantin baru (hl. 5)
  4. Mempersiapkan dana pendidikan anak (hl. 8)
  5. Anak kos yang susah menabung (hl. 10)
  6. Curahan hati si sulit menabung (hl. 12)
  7. Jumlah ideal uang saku anak (hl. 14)
  8. Etiskah meminta uang saku perbulan pada suami? (hl. 15)
  9. Kapan saat yang tepat mengajarkan anak menabung? (hl. 17)
  10. Antara babby sitter dan pembantu rumah tangga (hl. 19)
  11. Mengatur uang bulanan (hl. 21)
  12. Uang sumbangan tiap bulan pada mertua: berapa jumlah yang ideal? (hl. 23)
  13. Mengatur keuangan keluarga    (hl. 24)
  14. Perencanaan membeli rumah dan usaha kecil (hl. 27)
  15. Membangun rumah atau mengambil KPR?          (hl. 30)
  16. Bagaimana mengatasi utang?     (hl. 33)
  17. Mengatur keuangan (36)
  18. Bingung antara cicilan rumah dan mobil (hl. 38)
  19. Memilih produk keuangan yang tepat (hl. 41)
  20. Mengatur keuangan di negeri orang      (hl. 43)
  21. Kredit mobil untuk usaha (hl. 45)
  22. Mengatur keuangan dan usaha kecil      (hl. 48)
  23. Ingin membeli mobil secara kredit (hl. 50)
  24. Uang yang selalu habis di akhir bulan (hl. 52)
  25. Mungkinkah mengambil KPR? (hl. 54)
  26. Membeli rumah atau berbisnis? (hl. 56)
  27. Memaksimalkan bonus (hl. 59)
  28. Beli mobil baru atau bekas?      (hl. 61)
  29. Membeli rumah dan menikah (hl. 63)
  30. Menentukan usaha dan mengelola uang dengan sebaik mungkin (hl. 65)
  31. Persiapan membeli rumah (68)
  32. Perencanaan keuangan untuk berbisnis sewa mobil (hl. 70)
  33. Manajemen gaji (hl. 73)
  34. Solusi keuangan pribadi (hl. 76)

Mengelola Usaha (hl. 79)

  1. Mengelola usaha katering atau rantangan (hl. 80)
  2. Memulai usaha butik di perumahan baru (hl. 82)
  3. Bingung memulai usaha (hl. 85)
  4. Wirausaha sesudah pensiun (hl. 86)
  5. Cara memilih bisnis (hl. 89)
  6. Wirausaha loper koran (hl. 92)
  7. Usaha rental mobil (hl. 95)
  8. Ingin membuka usaha event organizer (hl. 97)
  9. Perlukah menambah usaha (hl. 98)
  10. Ingin membuka usaha salon       (hl. 100)
  11. Ingin menjadi agen penjualan tiket (hl. 102)
  12. Buka usaha rumah makan (hl. 106)
  13. Memajukan usaha rental playstation (PS) di rumah (hl. 109)
  14. Kerja paruh waktu (hl. 112)
  15. Cara perhitungan keuangan labs-rugi (hl. 114)
  16. Menentukan pilihan jenis usaha (hl. 116)
  17. Memulai usaha dengan modal Rp5 juta (hl. 119)
  18. Investasi tanah atau rumah kos (hl. 122)
  19. Bisnis rumah makan (hl. 123)
  20. Bisnis salon (hl. 126)
  21. Ingin membuka usaha salon mobil (hl. 128)
  22. Bingung ingin wiraswasta (hl. 131)
  23. Sistem bagi hasil yang ideal     (hl. 132)
  24. Langkah-langkah membuka usaha (hl. 134)
  25. Tentang alih usaha (hl. 137)
  26. Cara usaha rental (hl. 140)
  27. Ingin buka kafe (hl. 143)
  28. Mengembangkan usaha (hl. 45)
  29. Usaha dengan modal pas-pawn (hl. 148)
  30. Ingin punya penghasilan di rumah (hl. 151)
  31. Membuat laporan keuangan yang simpel (hl. 153)
  32. Usaha kecil menengah (hl. 156)
  33. Ingin membuka usaha salon (hl. 159)
  34. Lembaga pendidikan     (hl. 163)
  35. Mengatur anggaran (hl. 165)
  36. Bagaimana mendapatkan modal usaha (hl. 168)
  37. Benarkah cara saya dalam memulai usaha?        (hl. 170)

Mengelola Investasi dan Asuransi (hl. 173)

  1. Antara investasi wham dan tanah         (hl. 174)
  2. Investasi di reksadana  (hl. 176)
  3. Punya tanah: dijual atau dikembangkan sendiri, ya? (hl. 179)
  4. Mempersiapkan dana pendidikan anak (hl. 182)
  5. Sebelum mengambil asuransi jiwa (hl. 184)
  6. Jual beli saham (hl. 186)
  7. Cara menghitung prestasi manajer investasi      (hl. 188)
  8. Ingin ikut DPLK, tapi masih ragu (hl. 190)
  9. Bingung memulai investasi dari mana (hl. 192)
  10. Masih seputar reksadana (hl. 195)
  11. Bingung reksadana (hl. 197)
  12. Pilih reksadana, deposito, atau saham (hl. 199)
  13. Rencana hari tua (hl. 201)
  14. Investasi koin emas (hl. 204)
  15. Tak bisa bayar premi asuransi pendidikan (hl. 207)
  16. Pilih mana, tabungan, deposito, atau giro syariah? (hl. 209)
  17. Dicari: investor untuk usaha rental komputer, dengan jaminan ijazah S1 (hl. 213)
  18. Cara mengambil laba jika terjadi surplus pada NAB-Reksadana (hl. 216)
  19. Saran untuk investasi jangka panjang (hl. 218)
  20. Ingin berinvestasi, mulai dari mana?     (hl. 220)
  21. Tentang deposito (hl. 223)

Seputar Kredit dan Bank (hl. 227)

  1. Trik dan tip mengajukan kredit ke bank (hl. 228)
  2. "Terpaksa" jadi nasabah kartu kredit (hl. 229)
  3. Melunasi utang kartu kredit (hl. 231)
  4. Tip dan trik berhenti jadi nasabah kartu kredit (hl. 233)
  5. Kredit mobil (hl. 234)
  6. Pembebanan otomatis pada kartu kredit (hl. 237)
  7. Bisakah meminjam uang ke bank tanpa jaminan? (hl. 239)
  8. Perencanaan keuangan untuk mengambil KPR (hl. 241)
  9. Kelabakan dengan jumlah pemakaian kartu kredit yang overflow (hl. 244)
  10. Terjebak kredit macet (hl. 246)
  11. KPR dan beli barang secara kredit (hl. 248)
  12. Over kredit mobil (hl. 250)
  13. Format cash flow yang benar (hl. 251)
  14. Tentang bank syariah   (hl. 253)
  15. Kredit bank (hl. 256)
  16. Utang kartu kredit yang tidak sanggup dibayar (hl. 258)
  17. Kebingungan dengan enam kartu kredit (hl. 261)
  18. Payment kartu kredit yang macet (hl. 264)
  19. Mengatasi utang kartu kredit   (hl. 265)
  20. Pelunasan kartu kredit dengan cicilan tetap? (hl. 268)
  21. Memilih kartu kredit    (hl. 270)

Serba-Serbi (hl. 275)

  1. Perjanjian pranikah yang bikin bingung (hl. 276)
  2. Hukum waris di Islam (hl. 277)
  3. Ingin membuat surat wasiat      (hl. 279)
  4. Kewarisan anak di luar kawin (hl. 281)
  5. Beli rumah atas nama perusahaan yang sudah tidak aktif (hl. 282)
  6. Menagih utang pada kerabat suami (hl. 284)
  7. Bingung gaji karyawan dan biaya perpajakan (hl. 287)

 

2 Contoh Konsultasi

Ingin punya penghasilan di rumah (hl. 151)

Sebentar lagi saya mau berumah tangga dan calon suami saya meminta agar setelah menikah nanti saya tidak bekerja di kantor lagi. Saya ingin mempunyai penghasilan di rumah. Selain buka toko kelontong, sebaiknya saya buka usaha apa dengan modal 8 sampai 10 juta rupiah..............................

Jawaban

................Saat ini ide usaha yang terpikirkan oleh Anda dengan modal 8 sampai 10 juta rupiah adalah membuka usaha kelontong. Padahal dengan modal sekian ada lebih dari 1.001 usaha selain usaha kelontong yang bahkan tidak pernah terpikirkan sebelumnya. Berikut ini beberapa sumber ide yang mungkin dapat menginspirasi Anda untuk menemukan usaha yang cocok.

  • Sumber ide dari pekerjaan sebelumnya. Banyak orang memilih ide usaha dari pekerjaan yang pernah mereka tekuni dan keterampilan yang sudah mereka miliki. Misalnya Anda seseorang karyawan di bagian keuangan, kemudian membuka usaha jasa yang dapat membantu para pengusaha pemula untuk membuat sistem keuangan yang sederhana dan mudah dijalankan mengenai pencatatan keluar masuknya uang.
  • Sumber ide dari minat dan hobi. Contohnya seorang ibu rumah tangga yang mempunyai hobi merangkai bunga segar, kemudian mengembangkan usaha sesuai jalur yang sesuai dengan minat, hobi, dan pengalaman kerja dengan membuka usaha florist.

..........................................

Kapan saat yang tepat mengajarkan anak menabung? (hl. 17)

Kapan kira-kira waktu yang tepat untuk mengajarkan anak untuk menabung? Bagaimana cara yang ideal?

Jawaban

Bagaimana cara menumbuhkan kebiasaan menabung pada balita kita? Berikut beberapa tip efektif yang dapat Anda praktikkan.

  1. Mulailah dari diri Anda terlebih dahulu. Sudahkah Anda rutin dan disiplin dalam melakukan setoran tabungan atau investasi lainnya? Anak adalah cerminan orang tuanya. Oleh karena itu, kebiasaan Anda menabung jugs akan berpengaruh pada kebiasaan menabung anak.
  2. Berdasarkan fakta tersebut, yakinlah bahwa balita kecil Anda akan mencontoh kebiasaan menabung Anda. Caranya? Anda bisa mulai membeli dua buah celengan yang bentuknya menarik perhatian anak Anda. Misalnya celengan berbentuk binatang. Bentuk celengan yang lucu akan menarik perhatiannya dan membuat menabung terasa menyenangkan. Selain itu, melihat Anda, orang tuanya, memiliki hal yang sama dengannya akan membuatnya yakin bahwa Anda sedang tidak menyuruh, tetapi bermain bersama mereka...

 

Untuk Informasi Lebih Lanjut, Hubungi :
PT. Mitra Rencana EdukasiPerencana Keuangan / Financial Planner 
Jl Musi No.33 Cideng, Gambir, Jakarta Pusat 10150
No. Telp. +62 21 - 3856722