Tanggal 25 bagi kebanyakan orang ibarat angin segar yang membawa udara bersih ditengah-tengah polusi. Sebabnya habis gajian atau tiap kali mendapat penghasilan orang bisa bernafas lega, pada saat ini siapapun boleh membayangkan dalam benaknya mau digunakan untuk apa saja uang tersebut.
Beberapa orang memilih untuk membeli asset-asset yang akan membuat mereka bertambah kaya, sebagian yang lain bergegas ke toko memilih membeli barang-barng yang membuat penampilan makin keren. Sisanya sedang berpikir keras mencari penjelasan yang masuk akal mengapa tagihan bulan ini telat lagi. Hati-hati, jangan sampai anda masuk ke dalam kategori mereka yang bergaji 10 , ( sepuluh koma..) – maksudnya belum tanggal sepuluh sudah koma ! Itulah mengapa menerima aliran uang masuk walaupun menyenangkan tetapi bukannya tanpa konsekuensi. Anda boleh saja menghabiskannya sekarang atau menyimpannya.
Ada pendapat mengatakan bahwa yang penting bukan berapa jumlah penghasilan seseorang tetapi berapa yang bisa disimpan dari penghasilan itu. Saya agak kurang sependapat dengan rumusan anggaran seperti itu, sebab hanya menitikberatkan pada ”berapa”nya saja. Ini sama saja dengan mengatakan bahwa untuk mengelola keuangan anda butuh uang, tanpa uang anda tidak bisa mengelola keuangan.
Coba kita perhatikan, jika penghasilan seseorang sama atau lebih kecil dari pengeluarannya , maka secara riil orang tersebut tidak punya uang bukan ?. Karena itu sebuah pengelolaan keuangan keluarga sebaiknya tidak bertumpu hanya pada ”berapa”nya tetapi mengikuti kaidah anggaran ” Darimana – kemana – berapa dan apa hasilnya.” Mari kita bahas bagimana aplikasi perencanaan keuangan rumah tangga dengan pendekatan ini
Merencanakan keuangan selalu melibatkan anggaran dalam tiap aspeknya. Istilah anggaran sendiri mempunyai arti berbeda bagi tiap orang. Dalam Kamus Istilah Keuangan & Investasi versi John Downes & Jordan Elliot Goodman , memahami anggaran dalam definisi berikut : ” Anggaran adalah perkiraan dari pemasukan dan pengeluaran untuk suatu periode yang telah ditentukan. Dari sekian banyak anggaran , anggaran kas menunjukkan arus-arus kas, anggaran pengeluaran memperlihatkan pengeluaran yang diproyeksikan dan anggaran modal memperlihatkan pengeluaran yang diperkirakan.” Istilah ini menunjukkan pada suatu rencana pendahuluan.
Orang yang gajinya tinggi dengan yang bergaji besar, keduanya bisa sama –sama malas mengelola keuangan alasannya karena tidak ada lagi uang yang bisa dikelola. Apapun problema keuangannya jawabannya adalah tanggal gajian berikutnya. Sementara orang-orang yang kelebihan uang makin malas mengelola keuangannya karena tidak punya masalah kekurangan uang. Apapun problema keuangannya jawabannya adalah selalu ada uang untuk menyelesaikannya.
Ketika hanya mengandalkan jumlah ”berapa” maka kita memutuskan tidak bisa melakukan atau tidak mau melakukan perencanaan keuangan selalu berdasarkan ada tidak adanya atau sedikit banyaknya uang. Padahal secara alamiah orang ingin lebih baik dan lebih lagi baik lagi, begitupula secara keuangan orang ingin punya lebih banyak uang lagi. Konsep berapa membatasi kemampuan kita pada jumlah yang ada, sementara konsep darimana saja datangnya, mendorong kita memproyeksikan berbagai macam potensi pemasukan yang sudah kita bahas pada tulisan saya sebelumnya antara lain : (a) pemasukan insidentil ; (b) pemasukan pekerjaan ; (c) pemasukan investasi dan ; (d) pemasukan bisnis. Dengan sebuah rencana pendahuluan seperti ini maka anda mempunyai panduan dalam mendapatkan berbagai macam pemasukan sebelum benar-benar mengalokasikannya ke berbagai pengeluaran.
Lagipula dalam anggaran, kedua kolom berisi pemasukan dan pengeluaran tidak sekalipun mensyaratkan uang dalam jumlah tertentu. Anda boleh menaruh berapa pengeluaran dan penghasilan anda sesuai dengan kenyataan, yang bisa kita sebut anggaran realitas. Namun boleh juga menaruh berapapun yang anda inginkan yang bisa kita sebut anggaran visioner. Hal itu dimungkinkan sebab anggaran adalah proyeksi atau suatu rencana pendahuluan, dengan demikian sebuah visi keuangan akan dipandu untuk menjadi kenyataan. Hasilnya anda tidak hanya memiliki ”berapa” tetapi ”beberapa”.
Tadi kita sudah mengenal dua buah pendekatan dalam melakukan anggaran, yaitu anggaran realitas untuk mengelola apa yang biasanya ada dan anggaran visioner untuk mewujudkan apa yang belum ada. Dalam praktek sehari-hari pendekatan anggaran realitas umumnya menghasilkan tiga tipe pengguna anggaran , yaitu :
(a) Tipe Sisa yang fokus pada menyimpan , mereka menganggarkan pengeluaran lebih kecil dari pemasukan dengan tujuan berapapun penghasilannya yang penting adalah berapa yang bisa disimpan
(b) Tipe Habis yang fokus pada kebutuhan, mereka menganggarkan pengeluaran sama dengan pemasukan dengan tujuan berapapun penghasilannya , yang penting berapa yang bisa dihabiskan untuk kebutuhan
(c) Tipe Defisit yang fokus pada kekurangan , mereka menganggarkan pengeluaran lebih besar dari pemasukan sehingga berapapun jumlah penghasilannya yang penting berapa yang digunakan untuk menutup kekurangan tersebut walau dengan hutang sekalipun
Anggaran realitas menitikberatkan pada berapa jumlah pemasukan yang bisa menjadi uang kembali. Kelemahannya dia membutuhkan uang untuk mendapatkan uang. Akibat jika jumlah pemasukan sedikit maka sedikit pula uang yang bisa dihasilkan dari situ. Sementara anggaran visioner mempunyai kecenderungan menghasilkan tipe efektif, yaitu mereka yang menganggarkan berbagai jenis potensi pemasukan (darimana) untuk pengeluaran-pengeluaran (kemana) yang dialokasikan dalam jumlah (berapa) yang bertujuan meningkatkan penghasilan / pemasukan (hasil) . Disini anda tidak hanya didorong untuk mengelola uang anda namun juga waktu, tenaga, pikiran dan network anda untuk bisa menciptakan berbagai macam jenis pemasukan. Dengan cara ini selain ”berapa”nya lebih besar, anda juga tidak perlu tergantung dari satu penghasilan saja bukan ?
Penulis : Mike Rini Sutikno, CFP
Mitra Rencana Edukasi – Perencana Keuangan / Financial Planner
Website. www.mre.co.id, Portal. www. kemandirianfinansial.com
Fanspage. MreFinancialBusiness Advisory, Twitter. @mreindonesia
Google+. Kemandirian Finansial, Email. info@mre.co.id,
Youtube. Mitra Rencana Edukasi – MRE Indonesia, Blog Kemandirian Finansial Blog